Tuesday, February 12, 2013

Fakta: Manusia Dapat Mengendalikan Mimpi di saat Tidur


Apakah benar kita manusia dapat mengendalikan mimpi di saat tidur? apa hanya sebuah mitos?

Faktanya Seseorang bisa mengendalikan atau mengontrol mimpi yang dialaminya asalkan ia pada kondisi lucid dream. Lucid Dream adalah kondisi saat seseorang sadar bahwa dia sedang bermimpi.

Dengan lucid dream, kita bisa menjadi kreator dan pemeran utama dari sebuah mimpi yang bersifat infinity. Tidak perlu ilmu khusus atau kekuatan supranatural untuk melakukannya, karena semua ini murni science dan logis.

Sebagai contoh penulis sudah pernah mencoba dan merasakannya, dapat mengendalikan atau mengontrol mimpinya di saat tidur. (Sekitar seminggu sebelum artikel ini dibuat)

Awal kejadian
Disaat pertama kali saya sadar bahwa sedang di dalam mimpi,
Awalnya saya bermimpi semua gigi copot dan saya sangat syok berat kemudian saya mengatakan di dalam mimpi bahwa ini tidak mungkin terjadi ini pasti mimpi. 

Awal dari situlah penulis benar-benar sadar bahwa sedang bermimpi, kemudianlah petulangan dimulai.

Saya mulai mencoba melakukan sesuatu seperti halnya terbang dan melakukan suatu hal yang saya belum pernah lakukan di dunia nyata saat ini, bahkan saya sempat berfikiran mesum :LOL, hingga saya mencoba pergi ke masa depan (tetapi itu hanya sebuah imajinasi di dalam mimpi yang saya buat)

Mimpi yang saya alami terhitung 2 jam di dunia nyata (tidur jam 5 pagi - 7 pagi) , tapi di dunia mimpi tersebut saya merasa seharian
 . 
Lucid Dream sendiri dibagi menjadi beberapa level lucidity, dimana semakin tinggi tingkat lucidity-nya semakin bebas dan leluasa anda dapat melakukan proyeksi untuk pemunculan objek dan sejenisnya.

Dengan kata lain, ketika kita mencapai tingkat lucidity paling tinggi kita menjalani kehidupan di mimpi mungkin hampir 80% persis dengan di kehidupan nyata, entah itu dari saraf-saraf yang terasa aktif bekerja, visual yang baik, indra perasa, pendengar, atau peraba yang mungkin sama seperti keadaan normal ketika kita hidup di 'dunia nyata'.

Sudah barang tentu jika hal ini terus dikembangkan akan menjadi prospek yang baik untuk kepentingan masyarakat kelak, entah itu sebagai terapi, meditasi, atau yang jenis jasa lainnya.

Sejak Berabad-abad
Fenomena lucid dream ini sebenarnya telah banyak disebutkan di masa masa lampau, hanya saja baru beberapa dekade ke belakang ini, komunitas sains mulai mengakui keberadaan fenomena satu ini.

Suku indian, terutama para dukun (shaman) menerapkan suatu bentuk meditasi yang mampu untuk mempertahankan kesadaran meskipun tubuh sudah beristirahat.

kemudian abad ke 5, sebuah surat dari St. Augustine menyebutkan bahwa dia sadar dalam mimpinya. Di abad ke 8 lucid dream kembali terekam oleh para biksu tibet, pada buku berjudul "Tibetan Book of the Dead", para biksu tibet menerapkan suatu bentuk meditasi yoga yang mampu mengajarkan untuk menjaga kesadaran dalam mimpi.

Awal abad 19 seorang ilmuwan bernama Marquis d'Hervey de Saint-Denys menerbitkan sebuah buku berjudul 'Dreams and How to Guide Them'. Buku tersebut berisi mengenai dokumentasi dari kegiatannya meneliti mimpi selama 20 tahun, dan dibuku ini dijelaskan selangkah demi selangkah perkembangan kemampuannya dalam mengontrol mimpi, termasuk juga dream recall- kondisi mengingat jelas pengalaman saat bermimpi.


Psikolog dan ilmuwan mimpi dari Belanda, Frederick Van Eeden, menjadi orang pertama yang menggunakan istilah 'Lucid Dream'.  Pada tahun 1913 dia menerbitkan jurnal pada komunitas ilmuwan psikolog mengenai lucid dream.
Istilah  Lucid berasal dari bahasa Latin “Lux”, artinya “cahaya” dan “dream” artinya mimpi. Dalam bahasa Indonesia Lucid Dream bisa diartikan sebagai “mimpi yang jelas” atau “mimpi cerah”, atau “mimpi terang”.

Dalam jurnal tersebut dia merekam 352 lucid dream yang dialaminya dari tahun 1898 dan 1912. judul jurnalnya adalah "A Study of Dreams".

Di abad 20 dan 21, nama Dr.Stepehen laberge, seorang dosen di Stanford University yang dikenal mendalami penelitian soal lucid dream. berkat hasil penelitiannya dengan dr. Lynn Nagel, komunitas ilmuwan mulai mengakui lucid dream secara sains.


Salah satu adegan dalam film "Inception"

Untuk memahami apa itu Lucid Dream, tontonlah film "Inception". Dalam film besutan Christoper Nolan itu, tokoh utamanya adalah Leonardo Di Caprio.

Ia dan kelompoknya mampu mengendalikan mimpi. Melalui mimpi yang terhubungkan satu sama lain, mereka mampu mengorek informasi penting dari lawan mereka atau mempengaruhi orang untuk mengambil keputusan penting. Mimpi mereka pun berlapis-lapis. Artinya ada tingkatan kedalaman mimpi atau tingkat keterlelapan - lucidity.

5 comments:

  1. Kalo mimpi basah gmn... pernah gax kita tw sendang sama siapa ketika kita sedang bermimpi basah.. jgn enaknya aj sdh sadar.. hahaha

    ReplyDelete
  2. Saya juga pernah mengendalikan mimpi... sesekaliii.....

    ReplyDelete
  3. saya punya lucid dream,saya sering manfaatin lucid dream tersebut ketika saya ngalamin mimpi buruk,karena tahu itu cuma mimpi saya jadi tidak takut di mimpi saya,trus pernah saya mimpi di kejar2 orang,saya tahu itu mimpi jadi saya lari cepet banget padahal dalam dunia nyata saya gak bisa lari secepat itu.

    ReplyDelete
  4. Setiap saya mimpi, kok bisa mengendalikan mimpi itu ya?
    apa yg terjadi pada diri saya??

    ReplyDelete